CERPEN: Kucing dan Manusia

 


Halo halooo sesuai janji Minsic nih, Minsic balik lagi sama judul cerpen yang baru. Judulnya Kucing dan Manusia. Kira kira gimana ya ceritanya? Pasti kalian udah gak sabar pengen baca kan? Kalau gitu selamat membaca semuanyaa!!!


Entah bagaimana terlihat seorang manusia sedikit tergesa-gesa berlari dengan raut wajah

ceria seperti biasanya menghampiri kedai makanan. Mawar, gadis itu hendak membeli nasi

goreng kesukaannya juga untuk sang ibu. Saat menunggu nasi gorengnya selesai dibuat,

Mawar duduk sembari bersenandung kecil tak terasa kakinya seperti ada yang menggelitik.

Ternyata seorang kucing bak tengah mengadu keluhannya, gadis itu menyukai seekor

kucing.

“Kamu sendirian ya? Kok kamu lesu?” Mawar berjongkok dan mengajak mengobrol kucing

itu walaupun hanya dibalas suara kucing yang belum tentu gadis itu paham.

“Meong meongg”

Kucing itu terus berlagak seperti mengendus makanan, kucing itu kelaparan.

“Kamu mau makan ya?” sang kucing mengeong seolah setuju dengan pertanyaan Mawar.

Mawar tidak memiliki banyak uang dan hanya cukup untuk membeli dua nasi goreng

untuknya dan sang ibu.

“Dek nasi gorengnya sudah jadi,” suara penjual nasi goreng mengintrupsi membuatnya

berdiri dari tempatnya.

“Semuanya berapa pak?”

“25 ribu dek,” jawabnya.

Dan benar saja, uang Mawar sangat pas dan tidak lebih. Tanpa berpikir panjang setelah

membayar nasi gorengnya gadis itu menghampiri kucing tadi kembali dan membuka

bungkus nasi goreng miliknya lalu meletakannya di depan sang kucing.

“Makan yang banyak ya,” ujarnya. Seekor kucing itu memakan lahap makanan di depannya.

“Ibu pasti sudah menungguku di rumah, ibumu juga pasti mencarimu. Di mana tempat

tinggalmu?”

Gelagat kucing yang seperti mengajaknya ke suatu tempat hanya membuat langkahnya

mengikuti sang kucing yang berlari di depannya.

Sampai tibalah di sebuah gang, ternyata memang tak jauh dari rumahnya. Terdapat

beberapa kucing mungkin salah satunya ada sang ibu dari kucing ini, pikir Mawar. Dengan

menenteng nasi goreng bekas tadi dan satu bungkus utuh nasi goreng untuk sang ibu, gadis itu menghampiri kucing-kucing di depannya.

Mawar membuka bungkus nasi goreng yang tadi hanya dimakan sedikit oleh kucing tadi dan

meletakkannya di tengah-tengah para kucing.

“Kalian pasti lapar ya...aku harus lebih bersyukur karena bisa makan setiap hari.”

Tak lama Mawar berdiri dan teringat bahwa sang ibu pasti menunggunya, gadis itu

mengelus bulu-bulu para kucing seolah berpamitan karena akan pulang.

“Aku pergi yaaa, nanti kalau ada waktu aku ke sini lagi.”

Setelah hari itu terkadang Mawar bermain ke tempat itu dengan membawa ikan atau

makanan yang ia punya, tetapi tidak dengan hari ini. Saat hendak ke rumah temannya ada

dua orang yang mengganggu Mawar mungkin usianya beberapa tahun lebih tua dari gadis

berusia 14 tahun itu.

“Kamu yang selalu ke gang sebelah bawa makanan, pasti uang kamu banyak.” Ujar salah

satu dari mereka.

“Kalian mau apa? Aku enggak punya uang.”

Seorang dari mereka mengambil tas yang ada digendong Mawar, “Jangan ambil tas aku!”

teriaknya.

“Wah ini apa kalo bukan uang,” sengit salah satu dari mereka yang mengeluarkan beberapa

lembar uang receh di dompet milik Mawar.

“Aku menabung itu susah payah, tolong kembalikan uang itu.” Mawar berusaha merebut

uangnya kembali.

“Kamu bisa mencarinya lagi, dan kami akan mengambilnya kembali.” Ejek pria itu.

Saat mereka akan pergi Mawar kembali berusaha merebutnya, hingga salah satunya

mendorong Mawar dan terjatuh di aspal.

“Meongg meonggg”

Ketika Mawar sudah berpasrah akan keadaannya, ia mendengar suara kucing yang

bersaut-sautan.

“Tolong-tolong!” kedua orang yang mengganggu Mawar tadi tersembab dengan kucing yang

berada di atas tubuh mereka.

Mawar kembali bangkit menghampiri mereka dan mengambil uang tabungan yang tadi

diambil paksa darinya. Setelah kucing-kucing tadi terlepas dari tubuh dua orang itu mereka

berlari menjauhi Mawar dan para kucing.

“Terima kasih kalian semua sudah menyelamatkan uangku dari mereka. Kalian

penyelamatku.”

Dengan senyum tulus mengembang Mawar mengelus lembut para kucing itu seolah

mengucap banyak syukur atas bantuan mereka.

Tanpa sadar sebenarnya Mawar juga penolong mereka, dan inilah balas budi dari mereka.

Terkadang manusia sering lupa atas bantuan yang telah diberikan sesama manusia, tapi

tidak dengan kucing-kucing ini.

Kini Mawar sadar berbuat baik apalagi hanya sedikit tidaklah merugikan, bisa jadi nanti

kebaikan itu akan kita dapatkan untuk diri kita kelak.

Tamat.


Mau Minsic kasih asupan cerpen lagi buat nemenin kalian liburan? Minsic masih ada lohh beberapa judul cerpen lagii. Kalau kalian kepo sama cerpen nya jangan lupa komen yaaa!!!! See you



Comments

Popular Posts